BAB
I
PENDAHULUAN
Pada sekarang ini karir
menjadi hal penting. Banyak sekali orang yang gagal dalam karirnya dan menjadi
pengangguran. Anak muda tidak tahu bagaimana berkarir dengan baik.
Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal diharapkan mampu memberikan bimbingan guna menyiapkan anak
didiknya untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mampu dan bertanggung
jawab, di samping menjadi anggota yang aktif dan tenaga kerja yang tangguh.
Anak didik memandang sekolah sebagai tempat untuk mendapatkan sumber bekal yang
dapat membuka dunia bagi mereka, orang tua memandang sekolah sebagai tempat
bagi anaknya untuk mengembangkan kemampuan menjadi sosok yang terampil dan
mampu, sehingga siap memasuki tenaga kerja yang terampil.
Dalam usaha untuk
mempersiapkan anak didiknya, sekolah diharapkan memberi layanan bimbingan.
Layanan bimbingan ini bertujuan untuk memandirikan dan mempersiapkan anak didik
untuk terjun ke dalam masyarakat.
Bimbingan dan konseling
memiliki beberapa layanan yang salah satunya adalah layanan bimbingan karir.
Layanan bimbingan karir ini diharapkan dapat membina anak didik dalam memilih
karirnya di masa depan, sehingga tidak kebingungan dalam memilih karir.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Anak SMP
Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP merupakan
jenjang pendidikan dasar SD yang memasuki anak pada usia 13-15
tahun pada pendidikan formal di Indonesia
setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh
dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah
Menengah Pertama menjadi program Wajar 9 Tahun (SD, SMP).
Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau
sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun.
Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan
sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa
pendidikan Sekolah Dasar. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode unik
dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak
terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Pada usia remaja awal,
mereka mulai mengenal sistem baru dalam sekolah, antara lain dengan perkenalan
dengan banyak guru yang memiliki berbagai macam sifat dan kepribadian. Hal ini
menunjukkan perlunya kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang
beragam. Mereka juga mulai mengenal berbagai mata pelajaran yang harus
dipelajari dengan berbagai karakteristiknya. Di SMP belum ada masalah tentang
pemilihan jurusan tetapi dapat menghadapi masalah tentang melanjutkan
pendidikan.[1]
B. Karakteristik
Anak SMP
1.
Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus dicapai anak
, yaitu:
a.
Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah
kecenderungan karir.
b.
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
pendidikan lanjutan.
c.
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang
mandiri.
d.
Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau
sebagai wanita.
2.
Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah pada tahap
operasional formal, dimana anak sudah mulai berpikir secara abstrak, namun
masih perlu bantuan dengan contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Konsep belajar sudah mulai berkembang pada tahap
pemahaman, dimana setiap informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat dicerna
oleh aspek kognitifnya sehingga mereka memperoleh pemahaman diri yang lebih
baik.
4.
Berada pada tahap perkembangan remaja, sedang mengalami
masa pubertas dan mencari identitas diri.[2]
Ada beberapa
karakteristik anak SMP yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan konseling
karir. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:
1. Karena
masa SMP adalah masa transisi dari pendidikan sekolah dasar yang terstruktur
dan lebih umum ke sekolah menengah yang kurang terstruktur dan lebih khusus,
siswa harus diberikan kesempatan luas untuk mengeksplorasi karakteristik
pribadi mereka sebagaimana halnya
pilihan-pilihan pendidikan yang harus mereka pilih.
2. Karena
rentangan luas dalam kematangan karir, minat, nilai, dan kemampuan merupakan
cirri dari siswa SMP, beragam metode dibutuhkan untuk mengakomodir perbedaan
individu.
3. Berhubung
wanita lebih memungkinkan dibandingkan pria dalam membuat pilihan vokasional
yang definitive, konseling karir harus dapat memastikan pilihan-pilihan
tersebut dibuat dengan sengaja dan atas dasar informasi akurat dan relefan.
4. Sangat
mendasar bagi perubahan cepat yang dialami siswa di SMP adalah pencarian
identitas diri. Oleh sebab itu, program konseling, program harus mendorong
siswa untuk mengeksplorasi perasaan, kebutuhan dan ketidakpastian mereka
sebagai dasar untuk mengevaluasi pilihan pendidikan dan pekerjaan mereka.
Klarifikasi nilai-nilai dan proses serupa lainnya sangat membantu dalam kaitan
ini.[3]
C.
BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER DI SMP
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, Bimbingan dan konseling karir di SMP merupakan proses bantuan
yang diberikan oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian
informasi tentang karir sehingga
dapat membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis
pekerjaan, sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih
pekerjaan dan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang
dimiliki.[4]
D. TUJUAN BK KARIR
Tujuan umum
bimbingan dan
konseling karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada
siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat
mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa
menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai
karir dalam masyarakat.
Adapun tujuan khusus
bimbingan dan
konseling karir di SMP adalah:
1.
Memahami lebih tepat tentang keadaan
dan kemampuan diri para siswa.
2.
Membina kesadaran terhadap nilai-nilai
yang ada pada diri pribadi siswa.
3.
Mengenal berbagai jenis sekolah
lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
4.
Mengenal berbagai jenis pekerjaan.
Menurut Herr tujuan bimbingan dan konseing
karir disekolah lanjutan pertama ialah:
1. Mencapai pemahaman yang realistik
terhadap dirinya.
2. Mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan berbagai sumber informasi tentang diri, pendidikan, dan
okupasional.
3. Merencanakan program sekolah
lanjutannya yang didasarkan pada informasi yang akurat, tujuan-tujuan karir,
dan penilaian diri.[6]
E.
FUNGSI BK KARIR DI SMP
Adapun fungsi bimbingan
dan konseling karir di SMP
adalah:
1. Memberikan
arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif tentang
pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan.
2. Memberikan
bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari status siswa
menjadi anggota masyarakat yang produktif.
3. Memberikan
kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai terhadap dunia
kerja.[7]
F.
PRINSIP PELAKSANAAN BK KARIR
Adapun prinsip pelaksanaan BK Karir
adalah:
1. Bimbingan karir ditujukan bagi semua
siswa (individu) baik di taman kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA atau pendidikan
dewasa.
2. Bimbingan karir merupakan bantuan
yang diberikan kepada siswa (individu) yang sedang dalam proses berkembang.
3. Bimbingan karir menekankan pada
hal-hal yang positif.
4. Hakikat pola karir ditentukan oleh
tingkat sosial ekonomi orangtua peserta didik, kemampuan mental dan ciri-ciri
kepribadian.
5. Bimbingan karir merupakan usaha
bersama.
6. Informasi mengenai karir akan
membantu dalam pemilihan karir.
7. Setiap karir memerlukan pola khas
daripada kemampuan, minat dan sifat kepribadian.
8. Informasi mengenai diri sendiri
berpengaruh terhadap pemilihan karir.[8]
G.
TEKNIK DAN KEGIATAN BK KARIR DI SMP
Sebagaimana halnya dalam BK Karir di
SD yang memiliki strategi BK Karir, kegiatan yang sama juga dimiliki oleh
sekolah menengah pertama. Ternik tersebut dikelompokkan kedalam tiga kelompok
besar, yaitu:
1. Curriculum
infusion
a. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil
kemudian dorong mereka untuk berkompetisi menyebutkan nama-nama pekerjaan yang
menghasilkan barang atau jasa yang paling banyak.
b. Dengan memberikan daftar kegiatan
(hobi, olahraga, dll), seluruh siswa membedakan antaran kegiatan mana yang membutuhkan
keterampilan anatara pribadi dan mana yang bukan.
c. Ajarkan siswa tentang kebiasaan
belajar yang baik dan hubungkan dengan kebiasaan kerja yang baik.
d. Tugaskan siswa mencari iklan
lowongan kerja didalam Koran untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin.
2.
Decision-making and Acquistion of Career
Information
a. Rekam wawancara simulasi antara
konselor dan siswa yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau
beberapa aspeknya. Tugaskan siswa untuk menyimak dan mendiskusikan pandangan
mereka terhadap apa yang tengah berlangsung.
b. Melalui konseling individu dan
kelompok, tugaskan siswa untuk mengembangkan kriteria yang digunakan dalam
mengeksplorasi pekerjaan.
c. Ciptakan serangkaian poster yang
menggambarkan wanita melakukan beragam pekerjaan, dan pria dalam pekerjaan
sebagai perawat, sekretaris dan sejenisnya.
d. Tugaskan siswa menuliskan 10
pekerjaan yang memerlukan keterampilan sosialisasi (misalnya: guru,
salesperson).
3. Community
Invelvement
a. Tugaskan siswa untuk merekam sebuah
wawancara dengan seorang pekerja yang pekerjaan sudah menunjukkan eksistensi
dalam 10 tahun terakhir sebagai akibat dari berkembangnya teknologi ilmiah.
b. Tugaskan siswa untuk melibatkan diri
dalam sebuah pekerjaan sukarela untuk pelayanan masyarakat di rumah sakit, dll.
Diskusikan pengalaman mereka dalam menolong orang lain dikelas dan eksplorasi
pekerjaan potensi terkait.
c. Hadirkan konselor untuk pelayanan
tenaga kerja setempat untuk berbicara dengan siswa tentang pekerjaan yang tersedia bagi mereka dalam masyarakat.
d. Dengan memberikan kesempatan untuk
mengamati seorang individu yang berpengalaman dan seorang peserta pelatihan
dalam suatu kelompok pekerja tertentu,
tugaskan siswa membanding sedikitnya 5 tingkat kemampuan yang berbeda antara
dua individu tersebut ketika mereka melakukan pekerjaannya.[9]
H. MATERI
POKOK BIMBINGAN KARIR DI SMP/SLTP
Ada
lima materi pokok bimbingan dan konseling karir di SMP, yaitu:
1.
Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan
kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
2.
Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan
pilihan pekerjaan.
3.
Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk
memperoleh penghasilan.
4.
Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat
dimasuki tamatan SMP.
5.
Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai
dengan cita-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.[10]
I. STRATEGI LAYANAN KONSELING KARIR DI
SMP
Strategi yang digunakan dalam layanan bimbingan dan
konseling karir adalah dengan konseling kelompok dan diskusi kelompok. Tujuan
dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
Selain strategi yang telah diuraikan strategi pelaksanaan
pada layanan dasar dapat berupa klasikal, bimbingan kelompok, pada layanan
responsif meliputi konseling kelompok, konseling individual, konsltasi,
sedangkan pada perencanaan individual dapat berupa konseling individual, dalam
bimbingan kelompok atau klasikal dapat diberikan dengan cara berkunjung ke
perindustrian, mengikuti pemeran-pemeran tentang karir, mencari informasi
tentang jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan dalam konseling kelompok dan
konseling individual dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan dari siswa (dapat
bersifat insidental).
Menurut Sears-Jones menambahkan tentang strategi tentang yang
dapat digunakan untuk memberikan layanan konseling karir pada siswa SMP antara
lain:
- Siswa dapat menggunakan waktu
fungsinya dengan bekerja pada orangtuannya.
- Mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler yang ada di sekolahnya.[11]
J.
PAKET-PAKET BK KARIER DI SEKOLAH
Secara garis besar pemberian bimbingan
karir dapat dilakukan melalui:
1. Model buku
paket
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI
telah menyiapkan paket bimbingan karir yang terdiri dari :
a.
Paket I
Tentang pemahaman diri yang berisi pokok - pokok materi
meliputi :
1) Pengantar
pemahaman diri
2) Bakat /
kemampuan / potensi
3) Minat
4) Cita - cita / gaya
hidup
Secara garis besar
pelaksanaan paket I adalah untuk setiap sub topik diawali dengan penjelasan dari guru pembimbing
tentang arti dari masing
- masing sub topik dengan
memberikan contoh-contoh. Siswa
diminta untuk mengerjakan tugas- tugas yang
telah ditetapkan pada lembar kerja atau lembar tugas. Tugas pembimbing
memberikan bantuan pemecahan masalah bila ada yang dialami siswa. Demikian sub
topic I – IV sehingga
akhirnya setiap siswa diharapkan dapat tercapai keadaan “memahami dirinya
sendiri “.
b.
Paket II
Tentang nilai - nilai yang terdiri dari
:
1) Nilai - nilai
kehidupan
2) Saling mengenal
nilai - nilai orang
lain
3) Pertentangan
nilai-nilai dalam
diri
4) Pertentangan
nilai-nilai pribadi dengan orang lain
5) Nilai-nilai yang
bertentangan dengan kelompok masyarakat
6) Bertindak atas
nilai-nilai pribadi
Siswa mencatat
tentang nilai-nilai yang ada
pada dirinya, pada orang lain yang berbeda dengan dirinya, yang ada pada
masyarakat dan akhirnya siswa dilatih untuk dapat bertindak atas nilai-nilai
pribadinya
c.
Paket III
Tentang pemahaman lingkungan yang
terdiri dari :
1) Informasi
pendidikan
2) Kekayaan daerah
dan pengembangannya
3) Informasi
jabatan
Diharapkan siswa dapat memilih alternative jabatan yang
dianggap paling baik untuk dirinya pada masa yang akan datang.
d.
Paket IV
Tentang hambatan dan mengatasi hambatan
yang terdiri dari ;
1) Faktor pribadi
2) Faktor lingkungan
3) Manusia dan
hambatan
4) Cara–cara
mengatasi hambatan
Siswa dapat mengambil kesimpulan untuk memilih
alternative cara mengatasi hambatan (meskipun pada waktu lain masih dapat pula
berubah pengambilan alternative itu, tetapi setidaknya latihan ini dapat
meningkatkan rasa harga diri dan percaya diri sendiri).
e.
Paket V
Tentang merencanakan masa depan
meliputi :
1) Menyusun
informasi diri
2) Mengelola
informasi diri
3) Mempertimbangkan
alternative
4) Keputusan dan
rencana
5) Menciptakan
masa depanku
Setiap siswa memiliki prospek masa depan yang dicita –
citakannya setelah melalui proses penyelesaian paket demi paket.
Paket I–paket V dirancang untuk
diselesaikan dalam satu tahun, pada tahun pertama baik di SMA, SMP, umum. Dengan kata
lain, paket adalah bentuk penyelengaraan bimbingan karier yang menggunakan
ancangan pembelajaran (Depdikbud, 1984). Bimbingan karier dengan buku paket
bermanfaat bagi salah satu cara pemberian layanan. Meskipun demikian, bimbingan
karier dengan buku paket ini mengandung segi kelemahan. Kelemahan itu terdapat
di dalam buku paket itu sendiri dan di dalam pelaksanaannya. Keberatan pokok
adalah kurangnya dukungan sistem bagi pelaksanaannya di sekolah dan daerah.
2. Model non buku
paket
Bimbingan karir dengan buku paket
merupakan cara baru dalam penyajian dan pendekatan. Sebelum model paket,
bimbingan karir telah pula diberikan melalui beberapa cara antara lain :
1.
Pengajaran Unit (Unit Teaching)
Yaitu bimbingan karir yang dilaksanakan
melalui pengajaran unit, baik secarakhusus maupun terintegrasi dengan kegiatan
kurikuler.
2.
Hari Karir (Career day)
Yaitu pada hari–hari tertentu yang
dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitanan dengan
pemahamn diri dan pengembangan karir, sehingga diharapkan setelah melalui
proses yang cukup setiap siswa akan memiliki bekal menghadapi masa depan
optimis, percaya pada diri sendiri dan penuh kreatifitas. Kelemahan hari karier
adalah acara ini bisa mengganggu jalannya pelajaran sehari-hari. Untuk
mengatasi kelemahan ini hari karier
diselenggarakan dengan mengambil waktu yang lebih pendek sekali acara.
3.
Kegiatan Homeroom
Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
dalam kelas bersama guru atau pembimbing atau wali kelas dengan menciptakan
situasi seperti di rumah sehingga terdapat hubungan yang intim dan terbuka
serta menyenangkan. Tujuan kegiatan ini adalah :
Bentuk kegiatannya bisa bervariasi atau
berbeda-beda, tetapi
isi kegiatannya dan maksudnya sama.
a.
Untuk lebih
memahami siswa
b.
Mengadakan
hubungan yang lebih akrab dengan siswa
c.
Untuk membantu
kesulitan dan kebutuhan siswa
1) Sistem
perwalian kelas di SMP dan SMA
2) Sistem mentor
atau tutor di perguruan tinggi
3) Sistem penuntun
di pendidikan ketentaraan
4) Sistem guru kelas
untuk SD
Pelaksanaan Homeroom ada 2 macam yaitu
:
1) Kelompok tetap
Membutuhkan kemampuan yang menyeluruh dari guru atau wali
kelompok / guru pembimbing
2) Kelompok
bertukar
Setiap kali pembimbingan diberikan oleh guru/wali
kelompok/guru pembimbingyang berbeda. System ini pengelolaanya lebih sulit,
tetapi guru pembimbing dapat mengadakan spesialisasi.
4.
Karyawisata
Yaitu melalui kunjungan-kunjungan ke
berbagai obyek tertentu yang ada kaitannya dengan pengembangan karier
siswa.dalam kegiatan ini siswa diberi tugas yang disesuaikan dengan kecakapan
dan tingkat tanggung jawab, kebutuhan dan minatnya. Untuk melaksanakan
karyawisata dilakukan 3 langkah yaitu :
a. Persiapan
Karyawisata berupa diskusi menentukan obyek, pembagian tugas, dan mengumpulkan
informasi.
b. karyawisata
dengan mengamati, wawancara, mencatat, dan menggambar.
c. Pengolahan hasil
karyawisata berupa pembuatan laporan.
5.
Ceramah Narasumber
Yaitu ceramah yang diberikan oleh narasumber
yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan yag sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka pengembangan karir.
6.
Wawancara dengan Pekerja
Dilakukan oleh siswa secara langsung
terhadap mereka yang terlibat langsung dengan sesuatu jenis pekerjaan untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang suatu karir tertentu sehingga
dapat mengembangkan konsep diri siswa.
7.
Latihan Kerja
Yaitu suatu kesempatana tertentu siswa mengadakan latihan-latihan dalam
kariri tertentu pada tempat kerja tertentu. Atau baiasanya disebut magang.
8.
Kegiatan Kurikuler
Yaitu dalam bagian dari proses belajar mengajar bidang
studi tertentu di dalamnya ada bagian yang bersifat kerja atau ketrampilan
tertentu yang secara otomatis mampu merangsang siswa untuk berkarya sesuai
dengan minat dan kemampuannya.
Selain cara-cara diatas
dapat pula pemberian bimbingan karir dengan mengingat situasi dan kondisi di
sekolah, anak yang bersangkutan, lingkungan. Kegiatan bimbingan karir lainnya meliputi :
a.
Inventarisasi pribadi
b.
Pemahaman dunia kerja
c.
Orientasi dunia kerja
d.
Konseling dan pengambilan keputusan
karir
e.
Penempatan
f.
Tindak lanjut dan Evaluasi
g.
Kurikulum dan Bimbingan karir
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
diperlukan penyesuaian dan pengembangan dengan penerapan jenjang dan jenis
sekolah yang ada. Hal yang dipertimbangkan dalam penyesuaian adalah faktor
siswa, tahap-tahap
perkembangan siswa dan kebutuhan kelompok.[12]
BAB
III
PENUTUP
Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD,
Bimbingan dan konseling karir di SMP merupakan proses bantuan yang diberikan
oleh konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi tentang karir sehingga dapat membina sikap
dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, sehingga
muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih pekerjaan dan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan BK Karir di SMP adalah memberikan
kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses
yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut
diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya
dengan berbagai karir dalam masyarakat.
Fungsi BK Karir di SMP adalah memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif
tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan.
Prinsip pelaksanaan BK Karir adalah bimbingan
karir ditujukan bagi semua siswa (individu) baik di taman kanak-kanak (TK), SD,
SMP, SMA atau pendidikan dewasa, bimbingan karir merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa (individu) yang sedang dalam proses berkembang, bimbingan
karir menekankan pada hal-hal yang positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadiarni. Konseling Karir. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press. 2009.
Nathan Robert dan Linda
Hill. Konseling Karir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012.
Sukardi Ketut Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Walgito Bimo. Bimbingan
dan Konseling Studi dan Karir. Yogyakarta: ANDI. 2010.
http://Yulliasurriaunnes.blogspot.co.id/2012/2013
[1]
Hadiarni, Konseling Karir, (Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2009), h. 184
[3]
http://Yulliasurriaunnes.blogspot.co.id/2012/2013
[4]
http://BKKarir.blogspot.co.id/2013/05/BimbingandanKonseling
[5]
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir,
(Yogyakarta: ANDI, 2010), h.202
[6]
Hadiarni, Konseling Karir, (Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2009), h. 193
[7]
Robert Nathan dan Linda
Hill, Konseling Karir, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012)
[8]
Hadiarni, Konseling Karir, (Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2009), h. 195
[10]
http://BK13101.blogspot.co.id/2015/01/Konseling
[11]
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 65
[12]
http://BKKarir.blogspot.co.id/2013/05/BimbingandanKonseling