Sabtu, 14 Mei 2016

KONSEP DASAR TEORI HOLLAND


BAB I
PENDAHULUAN
Untuk membantu  anak dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga dapat  merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai landasan karier yang seslla dengan kemampuan, bimbingan karier sebagai salah satu bidang layanan bimbingan konseling sangat dibutuhkan. Karena bimbingan karier merupakan bimbinganyang mencakup kegiatan bimbingan kepada siswa dari memilih, menyiapkan diri, mencari dan menyesuaikan diri terhadap karier (Aryatmi Siswohardjono, 1990: 457). Dengan layanan bimbingan karier yang sudah diberikan diharapkan siswa dapat memahami karakteristik dirinya dalam hal minat, nilai-nilai, kecakapan dan ciri-ciri kepribadian serta dapat  rnengidentifikasikan  bidang pekerjaan yang  luas, yang mungkin lebih cocok bagi rnereka selanjutnya diharapkan siswa dapat menemukan karier dan melaksanakan karier yang efektif serta memberikan kelayakan hidup.
Bimbingan  karier merupakan salah satu aspek bimbingan  perkembangan, sehingga sangat diperlukan  sepanjang  perkembangan  anak,  lebih baik  jika bimbingan itu diberikan  ke anak sejak rnasa  kanak-kanak  bahkan sebelun masuk sekolah,  yang diteruskan  di masa sekolah dasar, di sekolah lanjutan dan di perguruan tinggi, bahkan mungkin masih diperlukan  sewaktu seseorang sudah memasuki dunia  kerja, dengan harapan bahwa dengan bimbingan yang diberikan akan membantu  dalam penyesuaian diri dengan  sifat dan situasi kerja.
Dari berbagai tori tentang penentuan karir individu, maka didalam makalah ini akan membahas bagaimana teori Holland dalam menentukan karir individu yang sesuai dengan lingkungan, latar belakng pribadi, dan situasi kerja.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Teori Holland
Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa lingkungan-lingkungan okupasional itu adalah realistik, intelektual, artistik, sosial, pengusaha dan konvensional demikian juga tipe kepribadian yang diberi nama yang sama. Tingkatan orientasi kepribadian individu menetukan lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatan orientasi model pribadi (suatu proses perkembangan yang ditentukan melalui pembawaan dan riwayat hidup yang bereaksi dengan tuntutan lingkungan) individu menetukan lingkungan maka semakin efektif pencarian lingkungan yang sesuai. Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungan diperlukan untuk menetapkan pilihan yang sesuai.
Pada tahun 1973 teori Holland direvisi bahwa tipe-tipe kepribadian dan okupasi lingkungan itu realistik, investigatif, artistik, sosial, pengusaha, dan konvensional. Dan holland juga mnegakui bahwa pandanganya berakar dalam psikologi diferensial, teutama penelitian dan pengukuran terhadap minat, dan tradisi psikologi kepribadian yang mempelajari tipe-tipe kepribadian. Dari dua sumber tersebut Holland mengasumsikan bahwa orang yang memiliki minat yang berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang berlainan sebenarnya adalah orang yang berkepribadian lain-lain dan mempunyai sejarah hidup yang berbeda. Manrihu 1992 (dalam creater-development-theory-and enviroment-models.California.state.uversity.scenario.www.wsus.edu/cereectcentre.).
Menurut Holland (dalam Ketut Sukardi 1994:50), pilihan karir ialah suatu ekspresi atau suatu perluasan kepribadian dalam dunia kerja yang diikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotipe pekerjaan yang spesifik. Perbandingan antara diri (self) dengan persepsi terhadap suatu pekerjaan dan penerimaan atau penolakan adalah penentu utama dalam pilihan karir. Keseuaian antara tinjauan diri (self) seseorang dengan penetapan pemilihan pekerjaan ialah berhubungan dengan model gaya pribadi.



B.     HOLLAND
Holland menyusun teorinya yang terdiri atas sebelas pokok pikiran sebagai berikut :
1.      Pemilihan suatu jabatan merupakan pernyataan suatu kepribadian seseorang.
2.      Inventory minat merupakan inventory kepribadian. Minat merupakan ekspresi kepribadian, inventory minat merupakan inventory kepribadian.
3.      Streotipe vokasional mempunyai makna psikologis dan sosiologis yang penting dan dapat dipercaya. Kita dapat menduka seseorang berdasarkan teman-teman, pakaian, dan prilakunya, apa yang menjadi pekerjaannya. Pengalaman kita sehari-hari seringkali menunjukkan pengetahuan yang tidak tepat, tetapi tampaknya dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat terhadap berbagai pekerjaan yang dilakukannya. Misalnya, seorang aktor mempunyai sifat yang berorientasi pada diri sendiri ( self-centerd) seorang penjaga (selesman) bersifat persuasif, seorang akuntan bersifat teliti, ilmuan bersifat tidak sosial, dan sebagainya.
4.      Individu-individu dalam suatu jabatan atau pekerjaan memiliki kepribadian yang serupa dan kesamaan sejarah perkembangan pribadinya. Jika individu memasuki satu jenis pekerjaan tertentu disebabkan riwayat dan kepribadian tertentu, sejalan dengan itu setiap jabatan atau pekerjaan akan menarik bagi orang yang mempunyai kepribadian yang serupa.
5.      Karena dalam satu rumpun pekerjaan memiliki kepribadian yang serupa, mereka akan menanggapi terhadap berbagai situasi dan masalah dengan cara yang serupa, dan mereka akan membentuk lingkungan hubungan antar pribadi tertentu.
6.      Kepuasan, kemantapan dan hasil kerja tergantung atas kongruensi antara kepribadian individu dengan lingkungan (yang sebagian besar terdiri atas orang-orang lain) dimana individu itu bekerja.
7.      Pengetahuan kita tenang kehidupan vokasional adalah tidak tersusun dan seringkali terpisah dari batang tubuh pengetahuan psikologis dan sosiologis.
8.      Di dalam masyarakat kita, kebanyakan orang digolongkan ke dalam salah satu daripada enam tipe, yaitu : Realistik, Intelektual, Sosial, Konvensional, Usaha (interprising), dan Artistik.
9.      Terdapat enam jenis lingkungan ( Realistik, Intelektual, Sosial, Konvensional, Usaha, dan Artistik). Masing-masing lingkungan dikuasai oleh satu tipe kepribadian tertentu, dan masing-masing lingkungan ditandai oleh keadaan fisik yang menimbulkan tekanan dan masalah tertentu, misalnya lingkungan realistic dikuasai.
10.  Seseorang mencari lingkungan dan jabatannya yang memungkinkan dapat melaksanakan kemampuan dan keterampilannya, menyatakan sikap dan nilai mereka, mengambil peranan dan masalah yang dapat disetujui, dan menghindari peranan dan persoalan yang tak mereka setujui. Akibatnya tipe realistic mencari lingkungan realistic, tipe intelektual mencari lingkungan Intelektual, dan seterusnya.
11.  Perilaku seseorang dapat diterangkan melalui bagaimana interaksi pola kepribadiannya dan lingkungannya. Dengan kata lain, jika kita mengetahui pola kepribadian seseorang dan pola lingkungannya, pada dasarnya kita dapat menggunakan pengetahuan kita mengenal tipe kepribadian dan model lingkungan untuk meramalkan hasil daripada pasangan yang demikian.
Holland melengkapi sebelas pokok pikirannya dengan mengemukakan :
1.      Karakteristik enam tipe kepribadian ( Realistik, Intelektual, Sosial, Konvensional, Usaha, Artistik).
2.      Karakteristik enam model lingkungan (Realistik, Intelektual, Sosial, Konvensional, Usaha, Artistik).

C.    Tipe-tipe kepribadian
1.      Realistik
Tipe model ini bersifat jantan, kuat jasmani, tidak sosial, agresif, mempunyai kecakapan dan koordinasi motorik yang baik, kurang memiliki kecakapan verbal, dan hubungan antar pribadi. Lebih menyenangi masalah yang kongkrit daripada masalah yang abstrak, menganggap bahwa dirinya sebagai seorang yang bersifat agresif dan jantan, dan mempunyai nilai-nilai ekonomi dan politik yang konvensional. Orang-orang yang memilih dan menyenangi pekerjaan berikut ini mirip tipenya, misalnya, pengawas bangunan, ahli mesin kapal udara, ahli listrik, operator radio, ahli survei, dan lainnya.

2.      Intelektual
Tipe model ini bersifat berorientasi-tugas, tidak sosial, lebih menyukai dan memikirkan terlebih dahulu daripada langsung bertindak terhadap pemecahan masalah yang dihadapi, membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas pekerjaan yang kabur sifatnya, memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional. Preferensi vokasional termasuk : Ahli Antropologi, Astronomi, Biologi, Botani, Kimia, Geologi, Ilmuan, Meteorologi, Fisika, Zoologi, Editor penerbit, Penulis Artikel Ilmiah, dan Teknologi.
3.      Sosial
Tipe model ini bersifat sosial, bertanggungjawab, kewanitaan, kemanusiaan, keagamaan, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, dan hubungan antar pribadi, menghindari pemecahan masalah secara intelektual aktivitas fisik, dan kegiatan-kegiatan yang sangat teratur rapi, menyukai pemecahan masalah, melalui perasaan, dan pemanfaatan hubungan antar pribadi.
       Preferensi vokasinal temasuk : Penilik Sekolah, Guru Sekolah, Ahli Psikologi Klinik, Lembaga Kesejahteraan, Missionari dan konselor.
4.      Konvensional
Tipe model ini menyenangi bahasa yan tersusun baik, dan kegiatan yang berhubungan degan angka, konformis, menghindari situasi yang kabur, dan masalah-masalah yang melibatkan hubungan antarpribadi dan kecakapan fisik, mengerjakan secara efektif terhadap tugas pekerjaan tersusun baik, mengidentifikasikan dirnya dengan kekuasaan, memberikan nilai yang tinggi atas status, dan kekyaan materi.
       Preferensin vokasional termasuk : Pengawas Bank, Bendahara, Ahli Statistik, Analisis Keuangan, Penaksir Biaya, Operator Peralatan Komputer, Pengkaji Anggaran Belanja, Petugas, atau Ahli Pekerjaan.
5.      Usaha
Tipe model ini memiliki kecakapan lisan untuk berjualan, mengusai dan menggiring, menganggap dirinya sebagai orang kuat, menghindari dari penggunaan bahasa yang memerlukan intelektual dalam jangka waktu yang lama, mudah menyesuaikan diri, berbeda dengan tipe konvensional. Tipe ini menyukai tugas-tugas sosial yang kabur, dia memiliki perhatian yang besar terhadap kekuasaan, status, kepemimpinan, dan bertindak agresif dalam bentuk lisan.
       Preferensi vokasional termasuk : Pimpinan Eksekutif Perusahaan, Promotor Olahraga, Manager Hotel, dan Konsultan Hubungan Industri.
6.      Artistik
Tipe model ini bersifat tidak sosial, menghindari masalah yang sudah dapat tersusun, atau yang memerlukan kecakapan fisik yang besar, serupa dengan tipe intelektual, sukar menyesuaikan diri dan tidak sosial.
Preferensi vokasional termasuk : Pengarang, Ahli Gambar, Musik, Drama, Penyair, Pencipta Lagu, Pengubah Musik, Seniman ( Artis).
D.    Model Lingkungan
Perilaku manusia tergantung atas dua hal, yaitu kepribadian dan lingkungan tertentu tempat manusia yang bersangkutan hidup. Pengertian tentang model ini akan memberikan informasi yang berguna mengenai manusia, tetapi informasi ini tidak akan memadai apabila kita tidak dapat merumuskan ciri-ciri lingkungan maupun manusianya. Oleh karena itu, untuk melengkapi tipe-tipe model kepribadian, Holland menyampaikan enam model lingkungan, yang menandai lingkungan fisik dan sosial yang sama dalam budaya Amerika.
Lingkungan model selalu sesuai dengan tipe kepribadian, karena itu setiap tipe kepribadian berada dalam lingkungan yang berkaitan. Kita dapat menilai orang yang nyata dengan cara membandingkannya dengan tipe kepribadian, demikian pula kita dapat menilai lingkungan yang nyata dengan cara membandingkannya dengan model lingkungan, yakni penjabaran lingkungan yang bersifat hipotesis. Model lingkungan dan tipe kepribadian bersumber dari konsepsi yang sama. “Enam tipe kepribadian diatas, mencerminkan preferensi vokasional, sebaliknya, model lingkungan, dapat dinyatakan sebagai suatu situasi/suasana yang diciptakan oleh individu/manusia yang menguasai suatu lingkungan tertentu.
Karena tipe kepribadian dan model lingkungan memiliki suatu perangkat konstruksi yang sama, maka hal ini memungkinkan mengelompokkan orang dan lingkungan dalam istilah yang sama, dan yang memungkinkan untuk membandingkan hasil pemasangan orang dan lingkungan. Lebih jelasnya untuk meramalkan apa yang terjadi apabila seseorang berada di dalam satu lingkungan tertentu.
1.      Lingkungan Realistik
Lingkungan realistik ditandai oleh tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit, yang memberikan tantangan bagi penghuninya. Untuk mendapatkan pemecahan yang efektif seringkali memerlukan kecakapan mekanik, ketahanan, dan gerakan fisik untuk berpindah-pindah, yang seringkali berada di luar gedung. Lingkungan realities hanya menuntut secara minimal kecakapan hubungan antar pribadi, sebab kebanyakan dari tugas-tugas dapat diselesaikan dengan hubungan yang sekali dan tidak mendalam dan bahkan seringkali menuntut tuntutan-tuntutan lingkungan membuat keberhasilan dan kegagalan yang langsung tampak jelas.
2.      Lingkungan Intelektual
Lingkungan intelektual ditandai dengan tugas-tugas yang memerlukan kemampuan yang absrtak dan kreatif, bukan tergantung pada kemampuan pengamatan pribadinya. Untuk pemecahan yang efektif memerlukan imajinasi, inteligensi, dan kepekaan terhadap masalah-masalah yang bersifat intelektual dan fisik. Keberhasilan biasanya dicapai secara bertahap, yang terjadi dalam suatu periode waktu yang lama, meskipun kriteria keberhasilan dapat bersifat objektif, dan dapat diukur. Masalah-masalah yang terdapat dalam lingkungan  ini berbeda dalam tingkat kesukarannya, pemecahan masalahan sederhana seringkali dapat diperoleh dengan menggunakan secara langsung hasil pendidikan yang lalu, sedangkan pemampuan imajinalitasnya. Alat-alat dan perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan manual. Kemampuan menulis sering mutlak diperlukan.
3.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial ditandai dengan masalah-masalah yang memerlukan kemampuan mengintarpretasi, dan mengubah perilaku manusia dan minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada umumnya situasi bekerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan kedudukan.

4.      Lingkungan Konvensional
Lingkungan konvensional ditandai dengan tugas-tugas, masalah-masalah yang memerlukan pemrosesan informasi verbal dan sistematis. Keberhasilan pemecahan masalah relatif jelas dan terjadi dalam satu periode waktu yang relatif singkat.  Masalah-masalah yang lebih rumit di dalam lingkungan itu memerlukan pengaturan kegiatan-kegiatan orang lain.
5.      Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha ditandai dengan tugas-tugas yang mengutamakan kemampuan verbal yang dipergunakan untuk mengarahkan atau memengaruhi orang lain.
6.      Lingkungan Artistik
Lingkungan artistik ditandai dengan tugas-tugas dan masalah-masalah yang memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-bentuk artistik malalui cita rasa, perasaan, dan imajinasi. Lingkungan artistik memerlukan kemampuan untuk mengarahkan semua pengetahuan seseorang, intuisi, dan kehidupan emosinya di dalam pemecahan masalah, yang berlawanan dengan lingkungan realitas, intelektual, dan konvensional yang seringkali kurang menuntut penggunaan sumber keseluruhan pribadi.
E.     Metode-metode Bimbingan Karier
Di antara berbagai metode, terdapat lima macam metoda yang akan dikemukakan di sini yaitu :
1.      Metode Psikodinamik dari Anna Roe.
2.      Metode Behavioral dari Blau dan Kawan-kawan.
3.      Metode kognitif dari Ginzberg dan Super yang dikembangkan oleh Holland.
4.      Metode Transcedental yang dikembangkan oleh Super.
5.      Metode Developmental Career Counseling, yang dikembangkan oleh Tiedeman.
Dalam hal ini Herianto Subari, (1979: 3 – 19 ) menulis sebagai berikut.
1.      Metode Psikodinamik
Teori ini membahas tentang hubungan pengalaman, dengan sikap, kemampuan, minat, dan faktor kepribadian lainnya yang ada pengaruhnya terhadap pemilihan pekerjaan atau jabatan seseorang sebagai berikut :
a.       Hipotesis tentang hubungan pengalaman yang selalu dengan pemilihan jabatan
b.      Hubungan pola-pola pengalaman pada masa bayi dan kanak-kanak dengan sikap orang tua.
c.       Hubungan sikap-sikap orangtua dengan kebutuhan rasa puas pada diri anak-anak.
d.      Cara mengasuh dan pola perilaku orang tua terhadap anaknya.
e.       Pemantulan pengalaman yang dalam pemilihan pekerjaan.

2.      Metode Behavioral
Seseorang memilih dan memasuki suatu pekerjaan tertentu, berbeda yang satu dengan yang lainnya, hal ini dapat dijelaskan melalui pendekatan/penyelidikan yang dititikberatkan pada :
a.       Ciri-ciri psikologis individu tersebut dan proses motivasi yang mengarahkannya pada pemilihan pekerjaan itu.
b.      Strata dan status sosial orang tua individu yang bersangkutan.
Berdasarkan metode behavioral dapat diperjelas berbagai penjelasan berikut ini :
a.       Skema konseptual
Pemilihan pekerjaan adalah suatu proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh faktor penunjang, dan penghambat yang ada bersama dengan lamnya prose situ sendiri.
b.      Proses pemilihan dan menyeleksi pekerjaan.
Pemilihan itu di motivisir oleh dua faktor yang berhubungan yaitu :
1). Kecendrungan mendapat ganjaran
2). Pengharapan terhadap perubahan-perubahan.
            c. faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan
            faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan ada delapan macam diantaranya :
1).  Kesempatan/tuntutan anggota baru untuk dapat berkembang/maju, mendapat hari libur. 2). Kebutuhan fungsional. 3). Kebutuhan non fungsional. 4). Ganjaran-ganjaran 5). Informasi tentang pekerjaan yang lengkap. 6). Keterampilan teknik pekerjaan dalam bermacam-macam tugas pekerjaan. 7). Cirri-ciri sosial pekerjaan yang lain yang dapat memengaruhi keputusan. 8). Orientasi nilai masyarakat.
d. Proses memasuki pekerjaan
3. Metode Kognitif
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan diataranya yaitu :
a.       Suasana pekerjaan
b.      Orang dan pengembangannya.
c.       Model orientasi pribadi
d.      Tingkat Hirarki
e.       Peranan hirarki perkembangan
f.       Interaksi antara pribadi dan lingkungan jabatan.
g.      Pengetahuan pribadi dan jabatan
h.      Pengaruh-pengaruh dari luar

F.      Peran Orang Tua dalam bimbingan Karir
peranan orang tua sehubungan dengan hal ini yaitu :
a.       Bantuan menganalisis minat, kemampuan, dan keterbatasan anak
b.      Penjelasan tentang sifat-sifat yang diperlukan, kondisi kerja, gaya hidup pekerjaan dalam bidang pekerjaan yang paling dikenal.
c.       Diskusi tentang nilai-nilai pekerjaan yang berkembang sebagai hasil pengalaman masa lalu dan konsekuensi pengalaman.
d.      Diskusi tentang ekonomi keluarga yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan latihan dan pendidikan anak, dan bantuan perancangan kegiatan.
e.       Bantuan dalam menggunakan pengalaman pengetahuan dan layanan dari family.
f.       Menyediakan suatu model penyuluhan terhadap anak-anak
g.      Memberikan contoh sikap
h.      Menyediakan situasi-situasi yang memungkinkan anak-anak mengalami proses pengambilan keputusan dan memikul tanggungjawab.
i.        Membina komunikasi yang terbuka antara sekolah dan rumah.

G.    Aplikasi Teori Holland Disekolah
Pandangan holland sangat relevan bagi bimbingan karir pada jenjang pendidikan awal dan pendidikan tinggi. Penekanan yang diberiakn pada tingkat pemahan diri sehubungan dengan beberapa kualitas bombingan yang dimiliki konselor untuk informasi yang akurat mengenai lingkungan okupasi, menyandarkan lembaga bimbingan akan tugasnya membantu individu menal dirinya dan lingkungan hal ini sangat diperlukan untuk memilih okupasi yang matang. Selanjutntya Holland juga mengembangkan alat untuk individu dalam pemilihan karir yaitu the occupations finder dan the self-directed search, yang manyakan kagiatan/aktivitas yang diminati, dan dievalusi diri dalam bebrapa ketrampilan, harus dicocokan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandasan pada teori yang sama, dengan demikian individu dapat menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk pertimbangan lebih lanjut.
H.    Kelebihan Dan Keuntungan Teori Holland
Kelemahan dalam teori ini adalah kurang ditinjau dari proses perkembangan yang melandas keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukkan fase tertentu dalam proses perkembangan dan rentang umur. Teori hollad dinilai sebagai teori komperhensif oleh para ahli psikologis karena meninjau pilihan okupasi sebagai bagian dari keseluruhan pola hidup seseorang dan sebagai teori yang mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian yang menyangkut model lingkungan dan tipe kepribadian.


BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Dari barbagi penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Holland mengemukakan individu terbagi menjadi 6 tipe kepribadian diantaranya realistik, intelektual, konvensional, enterprising, artistik, dan sosial. Perkembangan tipe kepribadian tersebut akibat dari interaksi dengan lingkungan dan yang menentukan dari tipe kepribadian adalah faktor bawaan diri sendri dan lingkungan.
Individu dapat menetukan karir secara gemilang apabila tipe kepribadian yang khas diterima didalam suatu lingkungan kerja, selanjutnya minat yang dimiliki individu yang besar dan sosial yang mendukung utuk bekerja.




DAFTAR PUSTAKA
Ketut, Dewa. 1994. Penggunaan Tes Dalam Konseling Kari: Teori Konsep & interpretasi Tes. Usaha Nasional: Surabaya-Indonesia.
Ruslan A Gani, 2005. Bimbingan Karir : Panduan Pemilihan Karir Yang Terarah. Bandung: Angkasa.
Siswohardjono, Aryatmi. 1990. Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapanya di Berbagai Institusi. Semarang: Satya Wacana.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar