A. Hakikat
(Pengertian, Fungsi, Peranan, Keuntungan, Kelemahan, Penerapan, Penggunaan)
teknologi informasi dan komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling.
Sebelum
membahas pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bimbingan
konseling secara khusus terlebih dahulu diperlukan pengertian mengenai
teknologi informasi dan komunikasi.
a. Pengertian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
TIK
merupakan dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses.
Penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan dan pengolahan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari prangkat yang
satu dan lainnya. Jadi teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat
alat yang dapat membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.[1]
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang
menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,
menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan
komputerisasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.
Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi
juga telepon rumah, TV, peralatan rumah tangga elektronik,dan
telepon genggam dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa teknologi
informasi dan komunikasi merupakan alat bantu dalam penyelesaian tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
b. Pengertian bimbingan dan konseling.
Shertzer dan Stone , mengartikan bimbingan sebagai “a process of helping an individual to
understand himself and his world ”
artinya proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan
lingkungannya. Selanjutnya, bimbingan dapat diartikan sebagai “proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal”( Sunaryo, 1998:3).
Selanjutnya Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar
individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia dapat sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.[2]
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling merupakan proses pemberian bantuan kepada klien yang membutuhkan
dalam pengentasan permasalahan yang dihadapi serta mendapatkan solusi dengan
pemanfaatan multi media TIK dalam merancang,mengolah serta mengembangkan
program bimbingan dan konseling maupun mengolah data.
c. Fungsi
dan peranan TIK dalam bimbingan konseling.
Dalam
dunia pendidikan yang semaikin berkembang saat ini kita telah dikenalkan denan
banyak aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasi TIK, mulai dari penggunaan
media internet, aplikasi belajar, power point. Berbicara tentang penggunaan TIK
sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh berbeda dengan
TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang
tenaga pendidik dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam
pengoptimalan tujuan dan program layanan bimbingan dan konseling.
Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan umum dalam bimbingan konseling
yaitu:
1. Publikasi
Teknologi informasi
dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai
pemberi informasi mengenai BK serta implementasi layanannya.
2. Pelayanan dan Bantuan
Bimbingan
konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi
informasi. Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk
menciptakan layanan yang lebih kreatif dan inovatif, Misalnya penggunaan media power point dan
video dalam melakukan bimbingan kelompok sesuai dengan jenis masalah yang ingin
diselesaikan.
3. Pendidikan
Informasi yang diberikan melalui sarana teknologi informasiI ini
mengandung unsur pedidikannya.Misalnya layanan BK berbasis website yang
menyajikan beragam tema tentang pengembangan pendidikan karakter. Layanan
bimbingan konseling juga dapat dilakukan dengan cara, sbb:
a. Konseling melalui telepon
Kemudahan pengaksesan dalam pemberian layanan
bimbingan dan konseling yang mengikuti tatanan kehidupan masyarakat global
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian
layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli.
Dewasa ini, tentunya banyak masyarakat yang sudah memiliki telepon genggam.
Bahkan anak sudah bisa mengoperasikan telepon genggam yang biasa disebut HP (Handphone).
Hal ini memudahkan ketika konselor dan konseli tidak bisa bertemu secara
langsung dna tetap bisa saling berkomunikasi dengan klien. Konseling melalui
telepon biasanya disebut konseling telepon. Dalam konseling melalui
telepon tentu ada etika yang mengatur konselor seperti:
·
Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi
klien
·
Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah
dan intonasi yang bersahabat
·
Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela
kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan
·
Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif
tentang siapapun yang menelepon
·
Catat hal-hal yang perlu diperhatikan lebih
·
Memfokuskan pembicaraan guna mengefektifkan penggunaan
media komunikasi
·
Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk
melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.
b. Konseling melalui video phone
Lebih dengan
sebutan video-phone counseling (VPC), merupakan bentuk lain
dari konseling telepon namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi
tambahan yang memungkinkan konselor dan klien saling mengenal dan “bertatap
muka” melalui layar monitor (display). Konseling melalui video-phone lebih
memungkinkan terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan konseli,
dan dapat lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.
c.
Konseling melalui radio dan
televisi
Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli
dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang
hubungan konselor dan konseli mencapai taraf yang mendalam dan intensif.
Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli
diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus
benar-benar menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah konseli
akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat
direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System).
CMS secara umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem
yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam mengelola dan melakukan
perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus dibekali pengetahuan tentang
hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang dapat digunakan adalah Aura
CMS dengan lisensi GPL (General Public License), open source/bebas
dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan murah serta berbahasa
Indonesia. Layanan informasi sekolah yang dibangun dengan menggunakan Aura CMS
akan bersifat dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta
memiliki ukuran file yang kecil. Aura CMS dapat online dalam waktu 1 jam pada
server gratis yang banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian Aura CMS
direkomendasikan sebagai salah satu Content Management System yang
dapat digunakan sebagai media layanan informasi pada bimbingan dan konseling
disekolah
d.
Konseling
melalui internet atau chating
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet sudah
dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Contoh
proses konseling via internet antara lain:
·
Email
therapy
Email counseling merupakan proses terapeutik yang
didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara
langsung dengan konselor. Karena esensi e-counseling terletak pada
menulis, respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung pada informasi
yang diberikan. Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita
mengenai masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan
pada satu situasi yang merupakan masalah.
Email merupakan cara paling baru dibandingkan dengan
cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui
internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap
muka (face to face), tetapi dapat menjadi salah satu
cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan
jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.
·
Cyber
counseling
Cyber counseling atau konseling maya merupakan
penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi
itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan
demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif
dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan
raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa
sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat
dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai
adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan
perlengkapan, dan sebagainya.
·
E-counseling
Istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana
yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai
penghubung antara guru BK atau Konselor dengan konseli.
·
Video converence
Video adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai
penerima gambar dan suara, sedangkan converence adalah diskusi antar pengguna
teknologi informasi, baik melalui teks maupun perangkat multimedia. Jadi video
converence adalah penggunaan komputer jaringan yang memungkinkan penggunanya
untuk melakukan interaksi berupa gambar dan suara. Dengan kata lain konferensi
atau pertemuan melalui video. [3]
Berdasarkan
uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Fungsi dan peranan TIK dalam
bimbngan dan konseling sebagai sarana maupun media pengaplikasian program
bimbingan konseling dalam dunia pendidikan. Semua hal ini dilakukan demi
mencapai tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling sekolah. Untuk itu
konselor harus mampu menguasai berbagai kompetensi dalam pemanfaatan TIK untuk
melaksanakan program yang ada serta memanfaatkan TIK sebagai media mengelolah
data dan informasi yang diinginkan.
d. Keuntungan,
kelemahan, penerapan serta penggunaan TIK dalam bimbingan dan Konseling.
Keuntungan
TIK dalam bimbingan dan konseling diantaranya sebagai berikut ini :
·
Mempermudah konselor dalam mengembangkan
program bimbingan dan konseling.
·
Sebagai sarana atau alat untuk melakukan
publikasi mengenai bimbingan dan konseling kepada masyarakat/publik.
·
Mempermudah konselor dalam pelaksaan layanan
konseling kepada klien yang tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan
konselornya.
·
Mempermuda konselor dalam pengelolahan data
dan mencari informasi yang dibutuhkan.
Kelemahan
TIK dalam bimbingan dan konseling yaitu :
·
Biaya pengoprasionalan yang dibutuhkan sangat
besar
·
Perlu pemberian pelatihan kepada para
konselor agar terampil dalam penggunaan TIK
·
Memerlukan keiklasan konselor dalam layanan
non formal.
·
Pemanfaatan internet untuk tindakan yang
negatif.
Penggunaan
TIK dalam bimbingan dan konseling :
Komponen utama Sistem Teknologi Informasi yaitu:
1. Hardware (perangkat keras),
2. Software (perangkat lunak),
3. Brainware (orang yang membuat, menggunakan dan memelihara
sistem).
B. Berbagai Jenis Media, Produk Dan Bentuk Pemanfaatan Teknologi
Informasi An Komunikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Ø Jenis media
Pada dasarnya media TIK sama
halnya dengan media yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran. Adapun
jenis-jenis media TIK yang digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yaitu :
·
komputer
Perkembangan
perangkat komputer saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir setiap
bulan muncul genre-genre baru dalam dunia computer.
·
Peralatan audio
Perkembangan
peralatan audio saat ini juga mengalami perkembangan yang pesat. Peralatan
audio yang di pergunakan dalam proses bimbingan dan konseling seperti tape
recorder. Penggunaan tape recorder ini antara lain adalah untuk merekam sesi
konseling dan memutar kembali hasil-hasil yang diperoleh selama sesi konseling.
Tape recorder membutuhkan kaset untuk bisa melakukan tindakan perekaman. Kaset
memiliki pita magnetik yang berfungsi untuk menyimpan data atau informasi
percakapan.
·
Peralatan visual
Alat visual
dapat bermacam-macam ragamnya seperti video player dan VCD/DVD player. Pada
awalnya, penggunaan peralatan visual adalah dengan mempergunakan projector.[4]
Berdasarkan uraian diatas konselor dapat
menggunakan media yang ada dalam pengembangan program, pelaksanaan layanan,
pengolahan data dan informasi, dalam mencapai tujuan dari program bimbingan dan
konseling.
Ø Produk dan bentuk pemanfaatan
Pemanfaatan
TIK sebagai media pembelajaran bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri,
tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan
softwere. Ada beberapa pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran pada umumnya dan dikembangkan kedalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling diantaranya yaitu :
·
Presentase
Presentase merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan
menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan biasanya menggunakan
sebuah computer dan LCD proyektor. Dalam hal ini kaitannya dengan bimbingan dan
konseling presentase digunakan sebagai layanan informasi kepada siswa dalam
mengentaskan permasalahan yang sedang dihadapi.
·
Demonstrasi
Demonstrasi biasanya digunakan
untuk menampilkan sesuatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Dan
video motivasi dalam pencapaian cita-cita.
·
Virtual experiment
Maksud dari virtual experiment adalah suatu kegiatan
laboratorium yang dipindahkan di depan computer. Anak akan bisa melakukan
beberapa experiment dengan memanfaatkan software virtual.
·
Kelas virtual.
Maksudnya adalah siswa
belajar mandiri yang berbasiskan web.[5]
Produk TIK dalam bimbingan dan konseling :
Adapun bentuk
produk TIK dalam bimbingan dan konseling yaitu :
·
e-Guidance & Virtual career
development
·
software berbasis Delphi 7
·
software analisis tugas
perkembangan berbasis computer
C. Trend dan isu dari aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam layanan bimbingan dan konseling.
Seiring kemajuan dan perkembangan zaman, seluruh aspek kehidupan
akan menyesuaikan dengan kemajuan agar tidak terjadinya ketimpangan serta
ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Bimbingan dan konseling sebagai
bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput dari sentuhan
peningkatan peran TIK.
Upaya komputerisasi pelayanan bimbingan konseling sudah mulai
dikembangkan beberapa tahun terakhir. Di kancah internasional, beberapa jurnal
ilmiah telah membahas tentang hal ini. Beberapa judul jurnal ilmiah seperti “A
School Counseling Program CD-ROM To Foster Family Midle School Engagement telah
mengulas bagaimana penggunaan media berbasis CD-ROM untuk membantu permasalahan
keluarga. Dalam judul lain “e-Guidance & Virtual career development dimana ide
utamaya adalah meberikan pelayanan bimbingan karier untuk mengembangkan karier
dengan bantuan media ICT. Selanjutnya dalam “ICT for Counseling and Careers
Guidance Services , dijelaskan bahwa pemanfaatan ICT dapat membantu konselor
dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan karier bagi klien. Selain itu masih
banyak lagi jurnal tentang bimbingan dan konseling yang membahas tentang
pemanfaatan ICT untuk membantu proses pelayanan bimbingan konseling yang lebih
baik.
Di Indonesia, ada beberapa judul yang juga membahas tentang pemanfaatan ICT dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono (2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemadirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa. Dalam hasil penelitian lain yang disusun oleh Nur Hidayah dan Triyono (2009) telah mengembangkan konseling kolaboratif berbasis ICT dimana digunakan media ICT dengan dikolaborasikan model konseling yang telah ada untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling . Sebelumnya Agus Triyanto (2006) juga telah memberikan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling .
Di Indonesia, ada beberapa judul yang juga membahas tentang pemanfaatan ICT dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono (2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemadirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa. Dalam hasil penelitian lain yang disusun oleh Nur Hidayah dan Triyono (2009) telah mengembangkan konseling kolaboratif berbasis ICT dimana digunakan media ICT dengan dikolaborasikan model konseling yang telah ada untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling . Sebelumnya Agus Triyanto (2006) juga telah memberikan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling .
Di pertengahan tahun 2007 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
meluncurkan software analisis tugas perkembangan berbasis komputer yang diberi
nama ATP. Software ini dirancang untuk tiga jenjang pendidikan mulai dari SD,
SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi dengan memakai dasar teori tugas
perkembangan di masing – masing jenjang pendidikan. Tidak hanya UPI, program
pendidikan profesi konselor (PPK) Universitas Negeri Semarang yang digawangi
oleh para mahasiswanya juga mulai menyusun dan meluncurkan software analisis
psikologis manusia serta instrumen berbasis media komputer yang diharapkan
mampu mmambantu proses pelayanan bimbingan dan konseling. Software yang
dimaksud adalah aplikasi pengolah dan analisis sosiometri, DCM, AUM PTSDL serta
self esteem dan locus of control berbasis microsoft excel yang dibuat dan
dikembangkan oleh Akhmad Rifa`i dan Mastur sebagai mahasiswa PPK Unnes angkatan
kedua. Selain itu sebagai salah satu produk disertasi Hartono (2009) juga
menghasilkan software analisis baru yang diberi nama PLABK-SMA yang berfungsi
membantu konselor dalam melaksanakan bimbingan karier pada siswa SMA.
Secara khusus dalam konteks bimbingan karir, upaya pemanfaatan
ICT telah mulai dirilis sejak awal tahun 1998. Diawali oleh penelitian untuk
disertasi dari John Fannin Leckie (1998) dengan judul “The Effect Of A
Computer-Assisted Career Guidance Program And A Vicarious Experience On Career
Decision-Making Self-Efficacy” telah berhasil mengungkap bahwa bimbingan karir
berbantuan komputer dapat meingkatkan penilaian seseorarang akan keberhasilan
karir yang telah dipilih. Kemudian dilanjutkan oleh Sampson dari The Florida
State University (2000) dengan judul penelitian “Computer-Assisted Career
Guidance: Ethical Issues Bibliography”. Di Indonesia upaya pemanfaatan
teknologi untuk bimbingan karir telah dimulai oleh Hartono (2009). Dalam disertasinya
yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Karir Berbantuan Komputer Terhadap
Kemandirian Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Surabaya”
yang dilakukan di Surabaya, telah berhasil memanfaatkan media ICT yaitu
komputer untuk membantu siswa untuk meningkatkan kemandirian pengambilan
keputusan karir. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamroni
(2011) di SMA 1 Gebog Kudus menunjukkan bahwa, pemanfaatan TIK dapat pula
membantu meningkatkan kematangan karir siswa.[6]
Upaya-upaya semacam ini harus tetap dikembangkan guna
meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling terutama dalam ranah
pendidikan formal sebagai lahan utama bimbingan dan konseling. Dengan dukungan
sistem serta managemen instansi pendidikan yang kuat, niscaya TIK akan menjadi
faktor penunjang yang akan mempengaruhi secara signifikan tercapainya
optimalisasi potenti peserta didik serta peningkatan kemandirian peserta didik
melalui layanan bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Primadika,
2015.“ Fenomena Pemanfaatan TI Bagi BK. http://aprimadika.blogspot.co.id/. Diakses 08 April 2016.
http://bk13111-lusya.blogspot.co.id/2015/01/tik-dalam-bk.html.
Diakses 08 April 2016.
http://iwulan.blogspot.co.id/2012/02/media-pembelajaran-berbasis-tik.html.
Diakses 12 April 2016.
https://julisugiatibk34.wordpress.com/2015/05/05/tik-dalam-bk/
. Diakses,10 April, 2016.
[3]
Agung Primadika, 2015. “ Fenomena
Pemanfaatan TI Bagi BK. http://aprimadika.blogspot.co.id/. Diakses 08 April 2016.
[4]
http://iwulan.blogspot.co.id/2012/02/media-pembelajaran-berbasis-tik.html
[5].https://books.google.co.uk/books?id=vIN6BwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false.
Diakses, 12 April 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar